TENTANG AKU

Foto saya
Cirebon, Jawa Barat, Indonesia
Pernah menjadi guru berprestasi tingkat nasional tahun 2003, sekarang masih mengajar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMPN 1 Tengah Tani Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Untuk menambah tantangan dan membuka wawasan, saya juga menjadi guru di Unswagati Cirebon, Akbid Muhammadiyah Cirebon, serta Aktif mengurusi MGMP Bahasa Indonesia SMP Kabupaten Cirebon dan Provinsi Jawa Barat.

Minggu, 23 Mei 2010

PENDIDIKAN MASA KINI

PENDIDIKAN MASA KINI

Membangun Indonesia pasca reformasi akan lebih berat. Selain harus menjalankan roda pembangunan, kita juga harus berhadapan dengan globalisasi, revolusi industri, revolusi informasi, dan reformasi itu sendiri secara bersamaan. Ini berarti, disamping harus mengejar ketinggalan dan meninggalkan gaya hidup abad pertanian, juga harus secara sadar berpikir dan bertindak sesuai tuntutan abad informasi. Bahkan kita harus ikut memberikan sumbangan dalam mengarahkan perkembangan masyarakat abad informasi sesuai dengan pandangan hidup bangsa. Dengan kata lain, kita tidak akan mampu menentukan masa depan bangsa sendiri apabila kitya tidak mampu menangani dan menciptakan informasi. Kita harus menguasai informasi strategis seperti peta kekayaan alam, peta politik, peta sosial budaya, tanah air, pengembangan cara kerja di bidang produksi tertentu bahkan informasi dunia luar serta menguasai sistem pengkomunikasiannya di dalam dan di luar.
Tantangan-tantangan tersebut berpengaruh terhadap semua sistem pembangunan nasional, termasuk sistem pendidikan. Pendidikan sebagai sub sistem pendukung pembangunan nasional memerlukan sutu sistem yang kondusif. Suatu sistem yang mampu menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan ahli dalam bidangnya. Tentu saja bukan hanya memahami manajemen dan teknologi, tetapi sekaligus sebagai pekerja, negarawan, budayawan, teknolog, dan manusia susila. Manusia canggih tersebut hanya dapat direkayasa melalui pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu, untuk mengisi pembangunan pasca reformasi, peningkatan kualitas pendidikan merupakan keharusan yang tidak dapat ditunda dan ditawar lagi.
Masyarakat Indonesia masih menghadapi masalah-masalah pendidikan yang berat, baik berkaitan dengan kualitas, relevansi, efektifitas, maupun efesiensi pendidikan. Indikator yang menunjukkan beratnya masalah tersebut antara lain tingkat pendidikan yang masih rendah, guru yang tidak berkualitas, usia sekolah yang tidak punya kesempatan belajar, lulusan yang tidak memiliki dayatawar, dan masalah kecil lainnya seperti tawuran sampai pemalsuan ijazah.
Mentalitas masyarakat Indonesia, terutama masyarakat agraris, belum memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri dan berperan aktif dalam menciptakan masa depan yang cerah. Berbagai kekurangan atau kelemahan tersebut antara lain;
a. mentalitas yang meremehkan mutu;
b. bekerja keras kalau terpaksa;
c. suka menerobos demi kekayaan dan pangkat;
d. percaya pada tahayul;
e. tidak percaya pada diri sendiri;
f. sifat tidak berdisiplin murni;
g. tukang tiru; dan
h. segan dan enggan bertanggung jawab atas perbuatan, putusan, kekuatan, dan pikiran sendiri.
Untuk menghadapi hambatan dan tantangan sebagai konsekuansi kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni diperlukan manusia yang berkualitas. Sedangkan manusia yang berkualitas memiliki ciri; beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif,terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional, bertanggung jawab, dan produktif, serta sehat jasmani dan rohani seperti yang diamanatkan GBHN.
Manusia berkualitas seperti yang diharapkan di atas hanya dapat diwujudkan melalui pendidikan yang komprehensif, terpadu, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan lingkungannya. Untuk itu diperlukan suatu perubahan sosial yang mengarah kepada pendidikan berbentuk pendekatan dasar dalam proses perubahan tersebut. Karena pendidikan adalah kehidupan, maka kegiatan belajar harus mengacu kepada lingkungan kehidupan dan kebutuhan peserta didik. Pemecahan masalah secara reflektif sangat penting dalam kegiatan belajar yang dilakukan melalui kerjasama secara demokratis.
Pendidikan juga harus peka terhadap perkembangan masyarakat dan segala aspek kehidupan manusia yang menyangkut setiap individu. Karena pendidikan berperan dan berpengaruh langsung terhadap perkembangan manusia dengan seluruh aspek kepribadiannya. Kalau bidang lain seperti ekonomi, pertanian, perindustrian, teknologi, perdagangan berperan menciptakan sarana dan prasarana bagi kepentingan manusia, maka pendidikan berurusan langsung dengan pembentukan manusia. Dengan kata lain pendidikan menentukan model manusia yang akan dihasilkannya.
Untuk menghasilkan manusia yang sesuai dengan model yang dikehendaki tentu memerlukan proses yang terencana, sistematis, dan berangsur-angsur. Pendidikan harus dimulai sedini mungkin (sejak lahir) kemudian diintensifkan melalui pendidikan di sekolah maupun di luar sekolah sesuai dengan asas life long education yang di dalamnya terkandung tujuan learning to be and the learning society. Dengan demikian, tidak akan terjadi konflik atau diskotinuitas keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sehingga pendidikan sebagai alat nation and character building tidak hanya memberikan materi sesuai dengan bidang studi (program of studies) dan tidak hanya mentrasformasikan seperangkat ilmu pengetahuan (transfer of knowledge). Yang paling penting dari pendidikan adalah bagaimana mengkondisikan lingkungan yang memungkinkan peserta didik mengembangkan diri dan kemampuannya secara optimal menjadi berkualitas tinggi (good citizen).
Pada hakekatnya pendidikan harus dilihat sebagai tujuan dan proses. Pendidikan dilakukan untuk mencapai sesuatu melalui proses yang terjadi sepanjang hayat. Sedangkan dari segi pelaksanaannya, keterwujudan tujuan pendidikan bergantung kepada prosesnya (the medium is the message).
Hal di atas penting karena pendidikan bukan semata-mata berfungsi sebagai sarana sosialisasi. Pendidikanjuga bukan sekedar prosrs penerusan informasi yang terlepas dan hampa makna. Pendidikan merupakan proses sepanjang hayat dari perwujudan pembentukan dirisecara utuh. Artinya pengembangan segenap aspek potensi dalam rangka pemenuhan semua komitmen manusia sebagaiindividu dan sebagai warga masyarakat.
Implikasinya pendidikan harus menyediakan berbagai pilihan agar peserta didik berkembang secara utuh. Untuk itu pendidikan pasca reformasi harus memperhatikan hal-hal di bawah ini.
Pertama,pendidikan harus benar-benar membentuk dan mengembangkan kemauan dan kemampuan berpikir melalui proses berpikir yang efektif dan efisien. Suatu kemempuan khusus yang harus dibentuk secara sistematis adalah kemampuan berfikir efistemologis yang bukanhanya kritis terhadap pikiran orang lain, melainkan juga kritis terhadappendapat diri sendiri.
Kedua, pendidikan perlu ditekankan pada belajar pemahaman, yaitu belajar untuk memahami dan menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam setiap bahan pembelajaran, sehingga siap untuk menghadapi berbagai perubahan dan permasalahan yang ditimbulkannya. Hal tersebut mengingat perubahan merupakan ciri yang pasti dalam kehidupan ini. Kalau kita melihat kecenderungan sekarang, proses transformasi menuju masyarakat informasi akan menjadi komoditas strategis. Siapa yang menguasai informasi dan mamapu mndayagunakannya akan menguasai dunia. Dengan demikian, dituntut manusia-manusia yang bukanhanya tahu tentang ilmu dan teknologi, tetapi mampu memahami dan mendayagunakannya dalam kehidupan.
Ketiga, pendidikan harus dilakukan secara terpadu dan serasi , baik antara sektor pendidikan dan sektor pembangunan lainnya, antardaerah, maupun antarberbagai jejang dan jenis pendidikan. Disamping itu, karena sebagian besar permasalahan bersumber dari keterkaitan rumit antara lingkungan alamiah denagn lingkungan buatan kita, maka pendidikan sejak dini perlu dijadikan kebutuhan.
Akhirnya, pendidikan harus dapat membantu peserta didik dalammemahami permasalahan sekarang dan kecenderungan masa depan. Pendidikan bukan hanya bersumber dari wawasan negara maju, melainkan juga yang benar-benar bertolak dari perspektif global dalam memperkirakan kemungkinan-kemungkinan arah masa depan serta dampak berbagai tindakan dan kebijakan yang dilakukan sekarang.
Program pendidikan di msemua tingkat harus dirancang berdasarkan rencana kebutuhan yang jelas (educational planning based on manpower requirements). Disamping itu perlu dikembangkan pengalaman belajar yang kondusif yang mampu mengembangkan pemahaman multikultural, kemampuan antisipatoris, serta kemampuan dan keterampilan mendayagunakan sumber-sumner belajar. Hal ini penting untuk membentukmanusia yang berkualitas, baik fisikal, mental spiritual, maupun religius.
Hal ini berarti, bila tujuannya bersifat afektif dan psikomotorik, tidak cukup hanya diajarkan menggunakan metoda ceramah dan membaca buku (sumber) yang mengandung kognitif. Namun perlu penghayatan yang disertai dengan pengamalan nilai-nilai kognitif dan afektif yang dimanifestasikan dalam prilaku (behavioral skill) sehari-hari.

Tidak ada komentar: